Makalah perilaku keorganisasian
LATAR
BELAKANG MASALAH
Karyawan dan perusahaan merupakan dua
hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan
roda kehiduan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas kinerja yang
tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan
menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain,
bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja
tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,
tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah serta mengalami stres
kerja.
Ketatnya persaingan ekonomi
mengakibatkan perusahaan melakukan segala cara agar perusahaan tersebut dapat
bertahan dan semakin berkembang, salah satunya dengan menuntut karyawan untuk
menghasilkan pekerjaan dengan kualitas lebih baik dan kuantitas lebih besar
dalam waktu yang lebih singkat dan sumber daya yang lebih sedikit .
Di dalam lingkungan kerja PT RODEO, stress
akibat tekanan target perusahaan juga sering dialami oleh karyawan sehingga mengganggu
situasi kerja serta konsentrasi dalam menyelesaikan tugasnya. Keadaan itu bisa
mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan yang tentunya sangat merugikan diri
karyawan dan perusahaan. Apalagi ketika seorang karyawan dituntut untuk
menyelesaikan target secepat mungkin dengan teknologi yang baru sedangkan
karyawan tersebut belum terlalu mahir menggunakan teknologi tersebut sehingga
memperlambat pencapaian target yang ditetapkan perusahaan dan tidak
menghasilkan hasil yang maksimal.
Itu semua menjadi tugas manajemen agar
karyawan mengelola stress kerja dan memiliki semangat kerja dan moril yang
tinggi serta ulet dalam bekerja. Biasanya karyawan akan puas ketika pencapaian
target yan dicapainya di berikan apresiasi tinggi oleh perusahaan, sehingga
karyawan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus
berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang tidak puas, cenderung
melihat pekerjaan sebagai hal yang menjenuhkan dan membosankan, sehingga ia
bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Disinilah peran perusahaan untuk
mengelola dan mempertahankan stress kerja karyawan agar dapat meningkatkan
kinerja karyawan. Untuk itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas
mengenai bagaimana cara perusahaan dalam mengatasi stress kerja akibat tekanan
target agar tidak menurunkan kinerja karyawan.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang masalah yang
telah diuraikan, dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut :
- Bagaimana cara perusahaan dalam mengatasi stress kerja akibat tekanan target agar tidak menurunkan kinerja karyawan ?
PEMBAHASAN
STRESS KERJA
“Stres
adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis.
Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai
kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa
muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.”
(wikipedia.de/stress).
Stres tidak dengan
sendirinya harus buruk. Walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks negatif,
stres juga mempunyai nilai positif. Stres merupakan suatu peluang bila stres
itu menawarkan perolehan yang potensial. Akibat dari stress banyak dan
bervariasi. Beberapa di antaranya, tentu saja, positif, seperti motivasi
pribadi, rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup
yang lebih baik. meskipun demikian banyak efek yang mengganggu dan secara
potensial bahaya.
Stress menjadi salah
satu penyebab seorang karyawan merasa bosan dalam pekerjaannya. Tekanan target yang tinggi, tugas ekstra dan
ditambah suasana yang tidak nyaman sering membuat tingkat stress menjadi lebih
besar, sehingga banyak diantaranya memutuskan untuk hengkang dari perusahaan
tersebut. Bila hal itu terjadi, maka kedua belah pihak akan saling merugi.
Perusahaan akan merasa pincang dalam operasionalnya karena kekurangan karyawan,
sementara si mantan karyawan akan tercoreng citra keprofesionalannya yang
berdampak kurang baik pada dirinya, misalnya akan sulit mendapatkan pekerjaan
baru di perusahaan yang lain. Untuk itulah kedua belah pihak wajib menciptakan
suasana kerja yang nyaman
Biasanya
pekerja atau karyawan yang stress akan menunjukkan perubahan perilaku.
Perubahan perilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres.
Perubahan di tempat kerja merupakan
gejala-gejala individu yang mengalami stress akibat tekanan antara lain :
·
Bekerja melewati batas kemampuan
·
Keterlambatan masuk kerja yang sering
·
Ketidakhadiran pekerjaan
·
Kesulitan membuat keputusan
·
Kesalahan yang sembrono
·
Kelalaian menyelesaikan pekerjaan
·
Lupa akan janji yang telah dibuat dan
kegagalan diri sendiri
·
Kesulitan berhubungan dengan orang lain
·
Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat
·
Menunjukkan gejala fisik seperti pada
alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan.
Tekanan-tekanan di atas
dapat menjadi penyebab-penyebab stress pada karyawan di tempat kerja. Jika
organisasi/perusahaan itu menjadi lebih besar dan kompleks, akan diikuti
tekanan-tekanan yang lebih besar pula untuk setiap karyawan dalam pekerjaannya.
Karena perusahaan-perusahaan sekarang dan yang akan datang berjuang untuk
berkompetisi dalam pasar dunia yang semakin kompetitif, tekanan-tekanan
organisasi ini akan menjadi semakin berat.
Dalam pengamatan kami di perusahaan PT
Rodeo dampak negatif stress pada penurunan kinerja karyawan akibat tekanan
target yang diberikan perusahaan kepada karyawan adalah:
·
Terjadinya kekacauan
·
Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
atau adanya perpanjangan waktu yang tidak menentu
·
Menurunkan tingkat produktivitas
karyawan yang di anggap momok bagi karyawan
·
Menurunkan pemasukan dan keuntungan
perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya
antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji,
tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan
berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena
kelambanan atau pun karena banyaknya kesalahan yang berulang.
Stress
kerja dapat dikaitkan dengan kinerja karyawan karena :
1. Bila
tidak ada stress, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja
cenderung rendah.
2. Sejalan
dengan meningkatnya stress, prestasi kerja cenderung naik, karena stress
membantu karyawan untuk mengerahkan segala sumberdaya dalam memenuhi berbagai
persyaratan atau kebutuhan pekerja.
3. Bila
stress telah mencapai “puncak”, yang dicerminkan kemampuan pelaksanaan kerja
harian karyawan, maka stress tambahan akan cenderung tidak menghasilkan
perbaikan prestasi kerja.
4. Akhirnya,
bila stress menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan mulai menurun, karena
stress mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk
mengendalikannya, menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan-keputusan dan
perilakunya menjadi tidak teratur. Akibat paling ekstrim, adalah prestasi kerja
menjadi nol, karena karyawan menjadi sakit atau tidak kuat bekerja lagi, putus
asa, keluar atau “melarikan diri” dari pekerjaan dan mungkin diberhentikan.
Cara Perusahaan Dalam Mengatasi
Stress Kerja Akibat Tekanan Target Agar Tidak Menurunkan Kinerja Karyawan
Cara terbaik untuk mengatasi stress akibat
tekanan target agar tidak menurunkan kinerja karyawan adalah dengan menangani
penyebab-penyebabnya. Sebagai contoh, departemen personalia pada suatu
organisasi atau perusahaan dapat membantu karyawan untuk mengurangi stress
dengan memindahkan (transfer) ke pekerjaan lain, mengganti penyedia yang
berbeda, dan menyediakan lingkungan kerja yang baru. Latihan dan pengembangan
karier dapat diberikan untuk membuat karyawan mampu melaksanakan pekerjaan
baru.
Departemen personalia hendaknya juga
membantu para karyawan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dalam menghadapi
stress. Komunikasi yang lebih baik bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap
situasi-situasi stress, dan program-program latihan dapat diselenggarakan untuk
mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam menangani stress. Bagaimana pun juga,
pelayanan konseling mungkin merupakan cara paling efektif untuk membantu para
karyawan.
1. Pendekatan-pendekatan Individual
·
Manajemen waktu
·
Latihan fisik
·
Latihan relaksasi
·
Dukungan sosial
·
Konseling karyawan
Nasihat, memahami kepercayan kembali
(reassurance), komunikasi, pelepasan ketegangan emosi , menjernihkan pikiran,
dan reorientasi.
2. Pendekatan Organisasi
·
Seleksi dan penempatan
·
Penetapan tujuan
·
Pendesainan kembali pekerjaan
·
Pengambilan keputusan secara partisipatif
·
Komunikasi organisasi
·
Program-program
kebugaran
3. Begitu pula dengan arus pesan dalam
suatu jaringan komunikasi yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama
lain atau komunikasi organisasi harus berjalan seimbangan.
- Komunikasi ke bawah: komunikasi dari pihak manajemen → bawahan dapat berupa Petunjuk-petunjuk tugas yang spesifik; instruksi-instruksi pekerjaan.
- Komunikasi ke atas: komunikasi dari bawahan → atasan, dapat berupa informasi tentang keberhasilan, kemajuan, dan rencana-rencana mendatang dari para bawahan.
- Komunikasi Horizontal: komunikasi antara karyawan dapat berupa Fungsi: memperbaiki tugas, pemecahan masalah pekerjaan, berbagi informasi, pemecahan konflik, membina hubungan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar