Makalah Perekonomian Indonesia
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perekonomian indonesia sejak krisis
ekonomi pada tahun 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan di indonesia ikut
memburuk yang berdampak pada kemiskinan.sejak itu perekononian indonesia tidak
pernah mencapai 7-8 5%.padalah masalah pengangguran dan kemiskinan erat
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi .jika pertumbuhan ekonomi bagus ,otomatis
penyerapan tenaga kerja juga meningkat dan kemiskinan pun ikut berkurang.setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400
ribu orang.
Selain masalah diatas ,masalah
kependudukan yang berhubungan erat dengan pengangguran dan kemiskinannan,sejak
tahun 2002,sebuah tim yang terdirih dari para analisa kemiskinan di indonesia
(INDOPOV) di kantor bank dunia jakarta,telah mempelajari karakteristik
kemiskinan di indonesia.Mereka telah berusaha untuk mengidentifikasikan apa
yang bermanfaat dan apa yang tidak bermanfaat dalam upaya pengentasan
kemiskinan,dan untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang tersedia untuk
pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam upaya mereka untuk
memperbaiki standar dan kualitas hidup masyarakat miskin, Makalah ini mencoba
untuk menganalisa sifat multi dimensi dari pengangguran dan kemiskinan di
indonesia pada saat ini melalui pandangan baru yang didasarkan pada
perubahan-perubahan penting yang terjadi di negeri ini selama satu dekade
terakhir.Sebelum ini Bank dunia telah menyusun kajian-kajian kemiskinan,yaitu
pada tahun 2002 dan 2011 ,namun kajian-kajian tersebut tidan membahas
kemiskinan secara mendalam dan lebih memaparkan kekayaan yang dimiliki oleh
bank dunia dan pemerinta indonesia dan penulis berharap bahwa kajian ini dapat
membawa perubahan dalam penyusunan kebijakan serta pelaksanaan upaya-upaya
pengentasan pengangguran dan kemiskinan di indonesia.
Pengangguran dan Kemiskinan merupakan
hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk
terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan
kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani
masalah ini. Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka
kemiskinan tinggi, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan di
Indonesia dan penanggulangannya.
B.
Rumusan
Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar
belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
Definisi Pengangguran ?
2.
Jenis-Jenis
Pengangguran meliputi apa saja ?
3.
Apa
Faktor Penyebab Terjadinya Pengganguran ?
4.
Berapa
Tingkat Pengangguran di Indonesia ?
5.
Apa
Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian ?
6.
Bagaimana
Cara Mengatasi Pengangguan ?
7.
Apa
Definisi Kemiskinan ?
8.
Jenis-Jenis
Kemiskinan meliputi apa saja ?
9.
Indikator-Indikator
Kemiskinan meliputi apa saja ?
10.
Apa
Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan ?
11.
Perkembangan
Tingkat Kemiskinan di Indonesia ?
12.
Apa
Tantangan Kemiskinan di Indonesia ?
13.
Kebijakan
dan Program Penuntasan Kemiskinan meliputi apa saja ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi
yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 )
mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara
aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang
dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh
pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran
adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari
pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi
pengangguran yaitu :
- Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
- Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Definisi pengangguran berdasarkan
istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja Pengangguran adalah orang yang
tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan
mampu melakukan kerja. Definisi pengangguran menurut Menakertrans Pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan
dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha baru.
B.
Jenis-Jenis
Pengangguran
Ada beberapa jenis pengangguran yang
digolongkan berdasarkan lama waktu dan penyebab terjadinya, antara lain:
- Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a. Pengangguran
terbuka (open unemployment), yakni tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. Contoh : seorang
lulusan S1 mesin tapi tidak memperoleh pekerjaan karena lapangan yang belum
tersedia sesuai dengan kualifikasinya.
b. Setengah
menganggur (under unemployment),
yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di ukur dari sudut jam kerja,
pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal. Contoh : Buruh
bangunan yg telah menyelesaikan suatu proyek, kemudian sementara menganggur
sambil menunggu proyek berikutnya.
c. Pengangguran
terselubung (disguised unemployment)
yakni tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1 pertanian
bekerja sebagai tenaga
pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja sebagai pelayan restoran.
- Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a. Pengangguran
structural, yakni pengangguran yang
disebabkan oleh terjadinya perubahan struktur perekonomian. Misalnya, perubahan
struktur dari agraris ke industri, perubahan ini menuntut tenaga kerja memiliki
keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan mesin teknologi
modern) untuk bisa bekerja disektor industri. Tenaga kerja yang tidak memiliki
keterampilan tersebut akan ditolak oleh sector industri, sehingga terjadilah
pengangguran.
b. Pengangguran
konjungtural, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergerakan naik turunnya
kegiatan perekonomian suatu Negara. Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi
(turun), dan masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat
mengalami penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga
menurun. Penurunan ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan
jasa, diantaranya dengan cara mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah
pengangguran. PHK yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia
adalah contoh pengangguran siklikal atau konjungtural.
c. Pengangguran
friksional yakni pengangguran yang
disebabkan oleh pergeseran (friksi) pekerja yang ingin bergeser (berpindah)
dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam rangka mencari pekerjaan yang
lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru, pekerja menganggur
untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang di inginkan. Oleh karena
itu, pengangguran friksional disebut
juga pengangguran sukarela, karena terjadi karena keinginan pekerja
sendiri. Contoh : Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
industri, untuk sementara menganggur.
d. Pengangguran
musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau perubahan
permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani
akan menganggur sambil menunggu masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa
pembangunan gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah
selesai dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu
pembangunan berikutnya.
e. Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan
padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin
penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f. Pengangguran
Politis pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara
langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank
bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
g. Pengangguran
Deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan
kerja, maka timbullah pengangguran.
C.
Faktor
Penyebab Terjadinya Pengganguran
Pengangguran
dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:
1) Perubahan
struktural
Seperti disebutkan Reynold, masters dan
Moser jenis pengangguran ini terjadi karena tidak sepadan/ketidak cocokan antara
kulifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang
diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi.
Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi konstribusi sektoral terhadap
produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan konstribusi
paling besar terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur
perekonomian tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno)
katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi
dari pertanian ke sektor industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya
kualifikasi pekerjaan yang cocok disektor industri. Ketika persyaratan ini
tidak terpenuhi, maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali
terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan.
2) Pengaruh
Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya
disektor pertanian saja. Tetapi sektor
terjadi juga pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana
sektor jasa tansportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan
hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan,
nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya akan membawa
dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang bersangkutan.
3) Adanya
hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi
karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari
kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang lowongan kerja. Sehingga
mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut.
Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
4) Rendahnya
Aliran Investasi
Investasi merupakan komponen aggregate
demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan
investasi membawa dampak output (pendapatan). Secara otomatis meningkatnya
output akan membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja,
dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat
dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.
5) Rendahnya
Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangan erat.
Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu
memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan
keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah melalui pendidikan,
atihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motifasi kerja.
6) Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna
kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan, ekonomi, hukum, agama dan lainnya.
Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya
kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam
jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
7) Laju
Pertumbuhan Penduduk
Hal-hal yang tidak diinginkan dari
persoalan penduduk diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan
dengan munculnya karakteristik berikut:
a.
Tidak
diimbangi dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
b.
Rendahnya
anggaran pendidikan,
c.
Rendahnya
tingkat kesehatan,
d.
Tidak
seimbang dengan laju pertumbuhan tenaga kerja,
e.
Rendahnya
pembentukan modal,
f.
Rendahnya
kualitas tenaga pendidikan,
g.
Rendahnya
balas jasa disektor pendidikan,
h.
Rendahnya
daya beli masyarakat,
i.
Minimnya
sumber daya ekonomi yang bisa di eksploitasi,
Bila kendala-kendala diatas bisa
dieleminir atau bahkan dapat ditemukan pemecahannya, maka persoalan pertumbuhan
penduduk tidak akan terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi bisa menjadi
pendorong pembangunan.
D.
Tingkat
Pengangguran di Indonesia
Data Badan Pusat Statistik (BPS)
melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56
juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu 7,24 juta jiwa.
Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran
terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54
persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah
Dasar ke bawah 2,74 persen.
Akibat dari banyak penduduk yang
menganggur berimplikasi langsung pada munculnya masalah yang lebih kompleks,
yaitu kemiskinan, yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan dan penduduk yang rentan untuk jatuh ke bawah garis
kemiskinan
E.
Dampak-Dampak
Pengangguran Terhadap Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran
terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap
dua aspek ekonomi, yaitu :
Adapun dampak
dari pengangguran antara lain :
1. Dampak
Pengangguran Bagi Pembangunan Nasional
Dampak pengangguran bagi
pembangunan dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan
indikator-indikator berikut :
a. Pendapatan
Nasional Dan Pendapatan Per Kapita
Apabila tingkat pengangguran
semakin tinggi, maka komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai
pendapatan Nasional pun akan semakin kecil.
b. Penerimaan
Negara
Salah satu penerimaan Negara adalah
pajak, diantaranya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi
orang-orang yang bekerja. Apabila tingkat pengangguran meningkat maka jumlah
orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan Negara
pun berkurang.
c. Beban
Psikologis
Semakin lama menganggur, semakin
besar beban psikologis yang ditanggung. Secara psikologis, orang yang
menganggur menpunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh dalam berbagai
prilakunya dalam kegiatan sehari-hari.
d. Biaya
sosial
Dengan semakin besarnya jumlah
penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya
sosial itu menyangkut atas tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses
peradilan sebagai akibat meningkatnya proses kejahatan.
2. Dampak
Pengangguran Terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir
pembangunan ekonomi suatu Negara adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalamkeadaan naik terus. Jika tingkat
pengangguran disuaru Negara felatif tinggi, hal ini akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena
pengangguran berdampak negatif terhadap perekonomian seperti yang dijelaskan
dibawah ini :
a. Pengangguran
bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapai. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai masyarakat pun akan lebih rendah.
b. Pengangguran
akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang.
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatn masyarakat pun akan menurun. Denagn
demikian, pajak yang akan dibayar masyarakat pun akan menurun.
c. Pengangguran
tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan
daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan akan barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak akan merangsang investor untuk
melakukan peluasan atau pendiarian industri baru. Dengan demikian, tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.Dampak
pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
3. Dampak
pengangguran bagi masyarakat
·
Pengangguran merupakan beban psikologis
dan psikis.
·
Pengangguran dapat menghilangkan
keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
·
Pengangguran akan menimbulkan
ketidakstabilan sosial dan politik
F.
Cara
Mengatasi Pengangguan
Adanya jenis-jenis pengangguran membutuhkan
cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi,
yaitu sbb :
1. Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang
digunakan adalah :
·
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga
kerja
·
Segera memindahkan kelebihan tenaga
kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang
kekurangan
·
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
·
Segera mendirikan industri padat karya
di wilayah yang mengalami pengangguran.
2. Cara
mengatasi Pengangguran konjungtural / Siklikal
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
·
Peningkatan daya beli masyarakat. Daya
beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan.
Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan,
jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya.
·
mengarahkan permintaan masyarakat untuk
membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang
sudah ada harus terus dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain
dalam rangka memasuki pasar yang baru. Misalnya, dengan membuka pasar baru di
luar negeri yang dapat menambah permintaan.
3. Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk
mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb :
·
Perluasan kesempatan kerja dengan cara
mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
·
Deregulasi dan Debirokratisasi di
berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
·
Menggalakkan pengembangan sector
Informal, seperti home indiustri
·
Menggalakkan program transmigrasi untuk
me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
·
Pembukaan proyek-proyek umum oleh
peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan
lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk
merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
4. Cara
Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
·
Pemberian informasi yang cepat jika ada
lowongan kerja di sector lain, dan
·
Melakukan pelatihan di bidang
keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
5. Cara
mengatasi pengangguran teknologi
·
Memberikan pelatihan kepada para
pendidik agar dapat menguasai teknologi sehingga dapat disampaikan kepeada anak
didiknya
·
Mengenalkan teknolologi kepada anak usia
dini
·
Memasukkan materi kurikulum tentaang
teknologi pada sekolah guna mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti
perkembangan teknologi
6. Cara
Mengatasi Pengangguran Deflatoir
·
Menarik investor baru unutk melahirkan
ide baru sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja
·
Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja
sebelum dikirim ke luar negeri
G.
Definisi
Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata
“Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi
kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat
miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat
dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana
kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara
pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam
arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia
pada jaman modern.
Menurut wikipedia Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat
dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan
mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah
global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif,
sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah
"negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada
negara-negara yang "miskin".
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua
masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di
Indonesia.
H.
Jenis-Jenis
Kemiskinan
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan
atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis
kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya
tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut
·
Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran
mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat
didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang
dimaksud. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di
atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat
sekitarnya.
·
Kemiskinan absolut adalah derajat
kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup
tidak dapat terpenuhi. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan.
I.
Indikator-Indikator
Kemiskinan
Untuk menuju
solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan
sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut :
·
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
·
Tidak adanya akses terhadap kebutuhan
hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan
transportasi).
·
Tidak adanya jaminan masa depan (karena
tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
·
Kerentanan terhadap goncangan yang
bersifat individual maupun massa.
·
Rendahnya kualitas sumber daya manusia
dan terbatasnya sumber daya alam.
·
Kurangnya apresiasi dalam kegiatan
sosial masyarakat.
·
Tidak adanya akses dalam lapangan kerja
dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
·
Ketidakmampuan untuk berusaha karena
cacat fisik maupun mental.
·
Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan
sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda
miskin, kelompok marginal dan terpencil).
J.
Faktor-Faktor
Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi
yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan
buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan
diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan
ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya
untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu
gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan
ketimbang dari pemerataan.
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan
menurut pendapat Karimah Kuraiyyim, yang antara lain adalah:
1. Merosotnya
standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global
Yang penting
digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas
berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula
sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan
turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar
perkembangan pendapatan per-kapita :
·
Naiknya standar perkembangan suatu
daerah.
·
Politik ekonomi yang tidak sehat.
·
Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
a. Rusaknya
syarat-syarat perdagangan
b. Beban
hutang
c. Kurangnya
bantuan luar negeri, dan
d. Perang
2. Menurunnya
etos kerja dan produktivitas masyarakat
Terlihat jelas
faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena
itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung
dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3. Biaya
kehidupan yang tinggi
Melonjak
tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena
kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan
banyaknya pengangguran.
4. Pembagian
subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain
menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para
warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.
Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada
juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
·
Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
·
Terbatasnya akses serta rendahnya mutu
layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan
·
Kurangnya pengawasan serta perlindungan
terhadap asset usaha
·
Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah
yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang
·
Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan
sumberdaya alam
·
Besarnya beban kependudukan yang
disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
·
Tata kelola pemerintahan yang buruk yang
menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya
korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
K.
Perkembangan
Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Laporan Bank
Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir keadaan
kemiskinan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini diduga karena pesatnya
pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross Domestic
Product (GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan social.
Hingga kini kemiskinan merupakan
problematika kemanusiaan yang menjadi isu sentral di Indonesia. Lebih dari 110
juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari.
Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam, dan Kamboja jika
digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia Tenggara tinggal di
Indonesia.
Kemiskinan
menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia)
Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia relatif sangat rendah
jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia.
United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI Indonesia di
peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011. Di tahun yang sama, jumlah penduduk
miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari jumlah tersebut
berada di daerah perkotaan dan 63% di daerah pedesaan.
Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan secara terbatas, membuat anak-anak
tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai
kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung dan berinvestasi, minimnya akses
ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan dan jaminan sosial, serta
menguatnya arus urbanisasi ke kota.
L.
Tantangan
Kemiskinan di Indonesia
Masalah
kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat
Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat
Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang
ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada
tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari
Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks
Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih
lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di
Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan
lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di
pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National
Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia
termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian.
Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh
kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan
wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih
rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan
angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan
selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat
signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan.
Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif
singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala
nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan
tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan
sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang
kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
M.
Kebijakan
dan Program Penuntasan Kemiskinan
- Penanganan Masalah Kurang Gizi dan Kekurangan Pangan
Penanganan masalah kurang gizi dan
kekurangan pangan meliputi :
·
Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan
prioritas: penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah
tangga miskin.
·
Peningkatan ketahanan pangan dengan
kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi untuk keluarga miskin.
- Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin
atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
·
Penyediaan bantuan operasional sekolah
untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD
dan SMP.
·
Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
·
Pengembangan pendidikan untuk dapat
membaca.
- Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin
atas kesehatan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
·
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di
Puskesmas
·
Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah perbatasan, terpencil, tertinggal,
dan kepulauan.
·
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
terutama untuk penanganan penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan
kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
·
Pelatihan teknis bidan dan tenaga
kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada kelahiran.
- Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi
peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan
pokok:
·
Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
rumah tangga miskin.
·
Penasehat penataan hak kepemilikan dan
sertifikasi lahan petani.
·
Penyediaan sarana dan prasarana untuk
usaha.
·
Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan
usaha.
·
Peningkatan pelayanan koperasi sebagai
modal usaha
Upaya penanggulangan
kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan
sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan
merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan
dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta
digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan
bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium,
Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses
partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia.
Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite
penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di
daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang
diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
- Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK).
- Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
- Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari
upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia :
Contoh
dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan
diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998.
Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada
upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di
bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang
teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama,
kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh
karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan
dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli
melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di
Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir
yang dimaksud adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur
dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
STUDY KASUS PENGANGGURAN DI
INDONESIA
Badan Pusat
Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,03 juta
orang di Agustus 2016. Paling banyak berada di perkotaan, di Provinsi Banten
dan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang notabene diarahkan untuk
bekerja.
Pengangguran di
Indonesia, paling banyak terdapat di perkotaan sebesar 6,60 persen di Agustus
2016. Di perdesaan hanya 4,51 persen. TPT tersebut mengalami penurunan untuk
wilayah perkotaan dari realisasi sebelumnya di periode yang sama 2015 sebesar
7,31 persen dan 4,93 persen di perdesaan.
Lebih jauh
Suharyanto menyebut, jumlah orang yang menganggur di Republik ini berdasarkan
pendidikan, terbanyak dari lulusan SMK dengan TPT 11,11 persen. Disusul lulusan
Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,73 persen, Diploma III 6,04 persen, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) 5,75 persen, tamatan Universitas 4,87 persen, dan
Sekolah Dasar (SD) 2,88 persen.
"Kualitas
lulusan SMK masih menjadi pekerjaan rumah. Masih terjadi miss match antara yang
dipelajari di sekolah dengan lowongan yang ada, sehingga kualitas ini yang
harus dibenahi," terang Suharyanto.
Berdasarkan
provinsi, jumlah pengangguran tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air. TPT
tertinggi, kata Suharyanto, berada di Banten sebesar 8,92 persen. Di urutan
selanjutnya ada Jawa Barat dengan tingkat pengangguran 8,89 persen, dan di
posisi tiga di Kalimantan Timur sebesar 7,95 persen.
"Tapi di
Bali yang terendah dengan tingkat pengangguran 1,89 persen, itu karena terkait
pariwisata. Kalau pariwisata berkembang, makin banyak tenaga kerja yang
terserap dan pariwisata sangat luas cakupannya," Suharyanto menuturkan. (liputan6.com)
STUDY
KASUS KEMISKINAN DI INDONESIA
Badan Pusat
Statistik mencatat terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin secara tahunan menjadi
28,51 juta orang pada September 2015 atau bertambah 780 ribu orang dibanding
September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang.
Kepala BPS
Suryamin di Jakarta, Senin (4/1/2016) mengatakan kenaikan jumlah penduduk
miskin paling signifikan tercatat pada periode September 2014 ke Maret 2015, di
antaranya dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada November 2014, dan
juga imbas dari perlambatan ekonomi yang menekan indikator kesejahteraan di
sektor riil.
"Dari
September 2014, bila kita bandingkan dengan September 2015 masih naik. Kenaikan
ada 0,78 juta orang," ujarnya.
Merujuk data
BPS, inflasi periode September 2014 ke Maret 2015 terekam tinggi, sebesar 4,03
persen, dengan laju inflasi pedesaan periode September 2014-Maret 2015 sebesar
4,4 persen.
BPS menggunakan
garis kemiskinann sebesar Rp344.809 per kapita per bulan per September 2015
untuk menghitung penduduk miskin. Garis kemiskinan itu meningkat 4,24 persen
dari Rp330.776 per kapita per bulan per Maret 2015.
"Peranan
komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditas non makanan," kata dia.
Dari sisi
geografis, jumlah penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa
sebesar 15,31 juta jiwa. Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31
juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta
jiwa, Maluku sebanyak 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa. (http://www.suara.com)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya
saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekali terdapat pengangguran di
mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah sumber
daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan.
Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia,
semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang
terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini
pemerintah telah membuat suatu program untuk menampung para pengangguran.
Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi juga
harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seornag
pengangguran dan menjadi beban pemerintah.
Dengan besarnya tingkat pengangguran
tersebut maka semakin besar pula tigkat kemiskinan di Indonesia. Indonesia yang
sekarang tentu saja sangat berbeda dari Indonesia satu dekade yang lalu. Maka
bukan hal yang mengejutkan apabila strategi-strategi pengentasan kemiskinan
telah berubah seiring dengan perubahan yang telah dialami oleh Indonesia oleh
karena itu dibuatlah makalah yang berjudul “Pengentasan Kemiskinan” dan penulis
sangat berharap bahwa kajian kemiskinan ini dapat menjadi sumbangan berarti
dalam menghadapi berbagai tantangan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://lianitadian-story.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kemiskinan_19.html
http://www.suara.com/bisnis/2016/01/04/211058/bps-akui-angka-kemiskinan-di-indonesia-meningkat
thanks untuk artikelnya
BalasHapus
BalasHapusAyo segera bergabung bersama kami di www.LegendaQQ.net
Pilihan Terbaik Untuk Permainan Kartu Sang LEGENDARIS !!!
AGEN POKER ONLINE TERBAIK DAN TERPERCAYA
Rasakan sensasi bermain di website kami dengan minimal deposit Rp.20.000 Dan withdraw Rp 20.000
Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan diri anda di Legenda QQ
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!
Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Hub Cs Kami
Contact Us :
+ live chat : legendaQQ.net
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9
link alternatif :
* Legendapelangi.com
* Legendaqq.net
* Legendaqq.org
Thanks ya, artikel sangat membantu dalam menyelesaikan tugas perkuliahan tentang inflasi dan pengangguran. Kunjungi juga ya MAKALAH INFLASI DAN PENGANGGURAN
BalasHapus