Senin, 09 Januari 2017

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA


Makalah Perekonomian Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perekonomian indonesia sejak krisis ekonomi pada tahun 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan di indonesia ikut memburuk yang berdampak pada kemiskinan.sejak itu perekononian indonesia tidak pernah mencapai 7-8 5%.padalah masalah pengangguran dan kemiskinan erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi .jika pertumbuhan ekonomi bagus ,otomatis penyerapan tenaga kerja juga meningkat dan kemiskinan pun ikut berkurang.setiap pertumbuhan ekonomi satu persen tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang.
Selain masalah diatas ,masalah kependudukan yang berhubungan erat dengan pengangguran dan kemiskinannan,sejak tahun 2002,sebuah tim yang terdirih dari para analisa kemiskinan di indonesia (INDOPOV) di kantor bank dunia jakarta,telah mempelajari karakteristik kemiskinan di indonesia.Mereka telah berusaha untuk mengidentifikasikan apa yang bermanfaat dan apa yang tidak bermanfaat dalam upaya pengentasan kemiskinan,dan untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang tersedia untuk pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam upaya mereka untuk memperbaiki standar dan kualitas hidup masyarakat miskin, Makalah ini mencoba untuk menganalisa sifat multi dimensi dari pengangguran dan kemiskinan di indonesia pada saat ini melalui pandangan baru yang didasarkan pada perubahan-perubahan penting yang terjadi di negeri ini selama satu dekade terakhir.Sebelum ini Bank dunia telah menyusun kajian-kajian kemiskinan,yaitu pada tahun 2002 dan 2011 ,namun kajian-kajian tersebut tidan membahas kemiskinan secara mendalam dan lebih memaparkan kekayaan yang dimiliki oleh bank dunia dan pemerinta indonesia dan penulis berharap bahwa kajian ini dapat membawa perubahan dalam penyusunan kebijakan serta pelaksanaan upaya-upaya pengentasan pengangguran dan kemiskinan di indonesia.
Pengangguran dan Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar pengangguran dan kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan di Indonesia dan penanggulangannya.
B.     Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa Definisi Pengangguran ?
2.      Jenis-Jenis Pengangguran meliputi apa saja ?
3.      Apa Faktor Penyebab Terjadinya Pengganguran ?
4.      Berapa Tingkat Pengangguran di Indonesia ?
5.      Apa Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian ?
6.      Bagaimana Cara Mengatasi Pengangguan ?
7.      Apa Definisi Kemiskinan ?
8.      Jenis-Jenis Kemiskinan meliputi apa saja ?
9.      Indikator-Indikator Kemiskinan meliputi apa saja ?
10.  Apa Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan ?
11.  Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia ?
12.  Apa Tantangan Kemiskinan di Indonesia ?
13.  Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan meliputi apa saja ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu :
  • Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
  • Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja. Definisi pengangguran menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha baru.
B.     Jenis-Jenis Pengangguran
Ada beberapa jenis pengangguran yang digolongkan berdasarkan  lama waktu  dan penyebab terjadinya, antara lain:
  1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a.       Pengangguran terbuka (open unemployment),  yakni tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. Contoh : seorang lulusan S1 mesin tapi tidak memperoleh pekerjaan karena lapangan yang belum tersedia sesuai dengan kualifikasinya.
b.      Setengah menganggur (under unemployment), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal. Contoh : Buruh bangunan yg telah menyelesaikan suatu proyek, kemudian sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
c.       Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yakni tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1  pertanian   bekerja  sebagai  tenaga   pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja sebagai pelayan restoran. 


  1.  Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.       Pengangguran structural, yakni pengangguran  yang disebabkan oleh terjadinya perubahan struktur perekonomian. Misalnya, perubahan struktur dari agraris ke industri, perubahan ini menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja disektor industri. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan tersebut akan ditolak oleh sector industri, sehingga terjadilah pengangguran.
b.      Pengangguran konjungtural, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergerakan naik turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara. Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi (turun), dan masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat mengalami penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Penurunan ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan jasa, diantaranya dengan cara mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran. PHK yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh pengangguran siklikal atau konjungtural.
c.       Pengangguran friksional yakni  pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi) pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru, pekerja menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang di inginkan. Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut  juga pengangguran sukarela, karena terjadi karena keinginan pekerja sendiri. Contoh : Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
d.      Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani akan menganggur sambil menunggu masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu pembangunan berikutnya.
e.       Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f.       Pengangguran Politis pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
g.      Pengangguran Deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
C.    Faktor Penyebab Terjadinya Pengganguran
Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:
1)      Perubahan struktural
Seperti disebutkan Reynold, masters dan Moser jenis pengangguran ini terjadi karena tidak sepadan/ketidak cocokan antara kulifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi. Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi konstribusi sektoral terhadap produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan konstribusi paling besar terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno) katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari pertanian ke sektor industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya kualifikasi pekerjaan yang cocok disektor industri. Ketika persyaratan ini tidak terpenuhi, maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan.
2)      Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi  sektor terjadi juga pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang bersangkutan.
3)      Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.

4)      Rendahnya Aliran Investasi
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak output (pendapatan). Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja, dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.
5)      Rendahnya Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah melalui pendidikan, atihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motifasi kerja.
6)      Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan, ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
7)      Laju Pertumbuhan Penduduk
Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan penduduk diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan dengan munculnya karakteristik berikut:
a.       Tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
b.      Rendahnya anggaran pendidikan,
c.       Rendahnya tingkat kesehatan,
d.      Tidak seimbang dengan laju pertumbuhan tenaga kerja,
e.       Rendahnya pembentukan modal,
f.       Rendahnya kualitas tenaga pendidikan,
g.      Rendahnya balas jasa disektor pendidikan,
h.      Rendahnya daya beli masyarakat,
i.        Minimnya sumber daya ekonomi yang bisa di eksploitasi,
Bila kendala-kendala diatas bisa dieleminir atau bahkan dapat ditemukan pemecahannya, maka persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi bisa menjadi pendorong pembangunan.
D.    Tingkat Pengangguran di Indonesia
Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.
Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.
Akibat dari banyak penduduk yang menganggur berimplikasi langsung pada munculnya masalah yang lebih kompleks, yaitu kemiskinan, yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dan penduduk yang rentan untuk jatuh ke bawah garis kemiskinan
E.     Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu :
Adapun dampak dari pengangguran antara lain :
1.      Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan Nasional
Dampak pengangguran bagi pembangunan dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut :
a.       Pendapatan Nasional Dan Pendapatan Per Kapita
Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan Nasional pun akan semakin kecil.
b.      Penerimaan Negara
Salah satu penerimaan Negara adalah pajak, diantaranya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang bekerja. Apabila tingkat pengangguran meningkat maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan Negara pun berkurang.
c.       Beban Psikologis
Semakin lama menganggur, semakin besar beban psikologis yang ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur menpunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh dalam berbagai prilakunya dalam kegiatan sehari-hari.
d.      Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu menyangkut atas tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya proses kejahatan.


2.      Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalamkeadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran disuaru Negara felatif tinggi, hal ini akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap perekonomian seperti yang dijelaskan dibawah ini :
a.       Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapai. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai masyarakat pun akan lebih rendah.
b.      Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatn masyarakat pun akan menurun. Denagn demikian, pajak yang akan dibayar masyarakat pun akan menurun.
c.       Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan akan barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak akan merangsang investor untuk melakukan peluasan atau pendiarian industri baru. Dengan demikian, tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
3.      Dampak pengangguran bagi masyarakat
·         Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
·         Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
·         Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik
F.     Cara Mengatasi Pengangguan
Adanya jenis-jenis pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
1.      Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
·         Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
·         Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
·         Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
·         Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
2.      Cara mengatasi Pengangguran konjungtural / Siklikal
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
·         Peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya.
·         mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru. Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.




3.      Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb :
·         Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
·         Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
·         Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
·         Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
·         Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
4.      Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
·         Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
·         Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
5.      Cara mengatasi pengangguran teknologi
·         Memberikan pelatihan kepada para pendidik agar dapat menguasai teknologi sehingga dapat disampaikan kepeada anak didiknya
·         Mengenalkan teknolologi kepada anak usia dini
·         Memasukkan materi kurikulum tentaang teknologi pada sekolah guna mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti perkembangan teknologi


6.      Cara Mengatasi Pengangguran Deflatoir
·         Menarik investor baru unutk melahirkan ide baru sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja
·         Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja sebelum dikirim ke luar negeri
G.    Definisi Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.  
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Menurut wikipedia Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.
H.    Jenis-Jenis Kemiskinan
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut
·         Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
·         Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan.
I.       Indikator-Indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut :
·         Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
·         Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
·         Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
·         Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
·         Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
·         Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
·         Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
·         Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
·         Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
J.      Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
      Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim, yang antara lain adalah:
1.      Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita :
·         Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
·         Politik ekonomi yang tidak sehat.
·         Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
a.       Rusaknya syarat-syarat perdagangan
b.      Beban hutang
c.       Kurangnya bantuan luar negeri, dan
d.      Perang
2.      Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat
Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3.      Biaya kehidupan yang tinggi
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
4.      Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
·         Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
·         Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan
·         Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
·         Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang
·         Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam
·         Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
·         Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
K.    Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir keadaan kemiskinan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini diduga karena pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross Domestic Product (GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan social.
      Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang menjadi isu sentral di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam, dan Kamboja jika digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia Tenggara tinggal di Indonesia.
Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI Indonesia di peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011. Di tahun yang sama, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari jumlah tersebut berada di daerah perkotaan dan 63% di daerah pedesaan.
      Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan secara terbatas, membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung dan berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan dan jaminan sosial, serta menguatnya arus urbanisasi ke kota.
L.     Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
M.   Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
  1. Penanganan Masalah Kurang Gizi dan Kekurangan Pangan
            Penanganan masalah kurang gizi dan kekurangan pangan meliputi :
·         Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
·         Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi untuk keluarga miskin.
  1. Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
·         Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
·         Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
·         Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
  1. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
·         Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
·         Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
·         Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
·         Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada kelahiran.
  1. Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
·         Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
·         Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
·         Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
·         Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
·         Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
  • Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK).
  • Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
  • Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia :
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
STUDY KASUS PENGANGGURAN DI INDONESIA


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,03 juta orang di Agustus 2016. Paling banyak berada di perkotaan, di Provinsi Banten dan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang notabene diarahkan untuk bekerja.
Pengangguran di Indonesia, paling banyak terdapat di perkotaan sebesar 6,60 persen di Agustus 2016. Di perdesaan hanya 4,51 persen. TPT tersebut mengalami penurunan untuk wilayah perkotaan dari realisasi sebelumnya di periode yang sama 2015 sebesar 7,31 persen dan 4,93 persen di perdesaan.
Lebih jauh Suharyanto menyebut, jumlah orang yang menganggur di Republik ini berdasarkan pendidikan, terbanyak dari lulusan SMK dengan TPT 11,11 persen. Disusul lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,73 persen, Diploma III 6,04 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,75 persen, tamatan Universitas 4,87 persen, dan Sekolah Dasar (SD) 2,88 persen.
"Kualitas lulusan SMK masih menjadi pekerjaan rumah. Masih terjadi miss match antara yang dipelajari di sekolah dengan lowongan yang ada, sehingga kualitas ini yang harus dibenahi," terang Suharyanto.
Berdasarkan provinsi, jumlah pengangguran tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air. TPT tertinggi, kata Suharyanto, berada di Banten sebesar 8,92 persen. Di urutan selanjutnya ada Jawa Barat dengan tingkat pengangguran 8,89 persen, dan di posisi tiga di Kalimantan Timur sebesar 7,95 persen.
"Tapi di Bali yang terendah dengan tingkat pengangguran 1,89 persen, itu karena terkait pariwisata. Kalau pariwisata berkembang, makin banyak tenaga kerja yang terserap dan pariwisata sangat luas cakupannya," Suharyanto menuturkan. (liputan6.com)


STUDY KASUS KEMISKINAN DI INDONESIA

Badan Pusat Statistik mencatat terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin secara tahunan menjadi 28,51 juta orang pada September 2015 atau bertambah 780 ribu orang dibanding September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang.
Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (4/1/2016) mengatakan kenaikan jumlah penduduk miskin paling signifikan tercatat pada periode September 2014 ke Maret 2015, di antaranya dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada November 2014, dan juga imbas dari perlambatan ekonomi yang menekan indikator kesejahteraan di sektor riil.
"Dari September 2014, bila kita bandingkan dengan September 2015 masih naik. Kenaikan ada 0,78 juta orang," ujarnya.
Merujuk data BPS, inflasi periode September 2014 ke Maret 2015 terekam tinggi, sebesar 4,03 persen, dengan laju inflasi pedesaan periode September 2014-Maret 2015 sebesar 4,4 persen.
BPS menggunakan garis kemiskinann sebesar Rp344.809 per kapita per bulan per September 2015 untuk menghitung penduduk miskin. Garis kemiskinan itu meningkat 4,24 persen dari Rp330.776 per kapita per bulan per Maret 2015.
"Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non makanan," kata dia.
Dari sisi geografis, jumlah penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa sebesar 15,31 juta jiwa. Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31 juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku sebanyak 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.  (http://www.suara.com)

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekali terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seornag pengangguran dan menjadi beban pemerintah.
Dengan besarnya tingkat pengangguran tersebut maka semakin besar pula tigkat kemiskinan di Indonesia. Indonesia yang sekarang tentu saja sangat berbeda dari Indonesia satu dekade yang lalu. Maka bukan hal yang mengejutkan apabila strategi-strategi pengentasan kemiskinan telah berubah seiring dengan perubahan yang telah dialami oleh Indonesia oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul “Pengentasan Kemiskinan” dan penulis sangat berharap bahwa kajian kemiskinan ini dapat menjadi sumbangan berarti dalam menghadapi berbagai tantangan.

 
DAFTAR PUSTAKA

http://lianitadian-story.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kemiskinan_19.html
http://www.suara.com/bisnis/2016/01/04/211058/bps-akui-angka-kemiskinan-di-indonesia-meningkat

3 komentar:


  1. Ayo segera bergabung bersama kami di www.LegendaQQ.net

    Pilihan Terbaik Untuk Permainan Kartu Sang LEGENDARIS !!!
    AGEN POKER ONLINE TERBAIK DAN TERPERCAYA
    Rasakan sensasi bermain di website kami dengan minimal deposit Rp.20.000 Dan withdraw Rp 20.000

    Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :

    - Domino99
    - BandarQ
    - Poker
    - AduQ
    - Capsa Susun
    - Bandar Poker
    - Sakong Online

    Fasilitas BANK yang di sediakan :

    - BCA
    - Mandiri
    - BNI
    - BRI
    - Danamon

    Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan diri anda di Legenda QQ

    Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
    Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!

    Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Hub Cs Kami
    Contact Us :
    + live chat : legendaQQ.net
    + Skype : Legenda QQ
    + BBM : 2AE190C9

    link alternatif :
    * Legendapelangi.com
    * Legendaqq.net
    * Legendaqq.org

    BalasHapus
  2. Thanks ya, artikel sangat membantu dalam menyelesaikan tugas perkuliahan tentang inflasi dan pengangguran. Kunjungi juga ya MAKALAH INFLASI DAN PENGANGGURAN

    BalasHapus