JAWABAN UTS
MANAJEMEN PEMASARAN
1) Tantangan
terbesar di abad 21 ini yang di hadapi oleh manajemen pemasaran antara lain :
- Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama
power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep
customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan
obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci;
moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora
persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi
pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai
kepedulian kepada pelanggan ( caring ) melalui langkah-langkah inovasi (
inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi
merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan
pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang
berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan
tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk
ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan
hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.
- Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya
pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah
satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan
transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola
pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran
dengan derajat universalitas yang ditingkatkan. Contoh yang bagus adalah konsep
pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang
pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini (
termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
- Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya
meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan
reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad
21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di
dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan
kebanggaan merek ( brand minded culture ). Harus pula diperhatikan pelaksanaan
analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi
peningkatan identitas merek.
Pada abad 21
house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di
Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari,
Hero dan Makro. Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek
Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam
house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection
untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk
Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
- Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan
konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap
kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial
perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap
keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan. Hal ini
semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan
pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta
predatory pricing. Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan
reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan
dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan
oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus
diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran,
kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam
riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan
pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa
dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar sejak
dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini.
Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan
kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.
2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
persaingan abad 21 ini yaitu :
-
Strategi pertahanan dalam persaingan bisnis
-
Penyerangan terhadap pesaing bisnis
-
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan
fluktuasi segmen pasar
Sumber daya manusia yang berkualitas dan
berwawasan keunggulan itu merupakan faktor determinan dalam persaingan antarbangsa
pada abad ke-21 nanti bagi mereka yang berminat memulai bisnis dimasa sekarang
dan yang akan datang.
3)
Analisis Lingkungan Eksternal ini
merupakan analisis terhadap dunia pesaing perusahaan dari arah mana saja.
Termasuk di dalamnya mempelajari faktor-faktor eksternal terhadap perusahaan,
seperti risiko-risiko pasar perusahaan. Di dalam analisis Swot tentang
Lingkungan Eksternal, didalamnya terdapat Peluang dan Ancaman.
-
Yang ingin di pelajari suatu perusahaan
ketika dia sedang memonitor, meramalkan, menilai, dan mengamati kondisi
lingkungan eksternalnya adalah bahwa jika perusahaan tersebut benar-benar ingin
mengetahui kondisi lingkungan eksternalnya, disamping itu juga untuk menentukan
langkah apa sajakah yang sepantasnya untuk dilakukan kedepannya sehingga
hal-hal yang buruk, yang dapat mempengaruhi kondisi keterburukan dalam
perusahaannnya dapat terdeteksi dengan cepat dan perusahaan tersebut dapat
mengatasi semua itu dengan akurat dan teliti berdasarkan sumber yang ada.
-
Mengapa perusahaan ingin menafsirkan dan
mengumpulkan data dan informasi bagi pesaingnya, karena jelas dengan perusahaan
tersebut memahami karakteristik pesaingnya maka dia lebih mengetahui kondisi :
(1) kondisi keadaan perusahaan pesaingnya, (2) serta mengetahui kekuatan dan
kelemahan pesaingnya, (3) perusahaan tersebut dapat mengantisipasi
ketertinggalan dengan para pesaingnya sehingga bisa terus berinovasi dan
bersaing dengan perusahaan lainnya.
4)
Merk yang menjadi sumber keunggulan
menurut saya adalah “kubota” (pabrik produk alat pertanian). Kita tahu di
saat-saat ini pabrik-pabrik yang bergelut di bidang otomotif sedang terperosot
dan banyak karyawan yang dipulangkan karena dipengaruhi oleh segmen pasar dan
kondisi keadaan dolar. Tetapi apa yang terjadi dengan “kubota” ? pabrik ini
berbalik 3600 dari perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan ini
justru semakin maju dan berkembang di era ini karena ia mampu menjawab
tantangan dan gigih dalam berinovasi untuk menjawab tantangan di depannya
karena itu merupakan “DNA Kubota”, dan sekarang merk “kubota” yang bergelut
dibidang alat-alat pertanian telah mampu menjadi pelopor nomor satu di
indonesia, itu dibuktikan karena saat ini kubota masih trend sejak 50 tahun
yang lalu, dan mampu menjadi yang nomor satu dalam bidang-bidang alat
pertanian, itu dibuktikan karena hampir semua proyek pemerintah dalam bidang
pertanian, pemesanan mesinnya hampir seluruh masuk di PT Kubota Indonesia.
5)
Indofood yang menerapkan strategi
Mastering the Present, Pre-empting the Future, dimana strategi ini : fokus
kepada organic growth, memanfaatkan keunggulan kompetitif melalui skala, ruang
lingkup, rentang, dan kecepatan. Disamping itu, tetap mengenalkan produk kepada
konsumen dengan higher price dan higher margin.
Walaupun sudah menerapkan
strategi tersebut, konsumen indomie tetap tidak bisa menarik kembali konsumen
yang sudah beralih ke mie sedap. Mie sedap, baru diluncurkan pada Mei 2003 dan
itupun baru didistribusikan di Jawa dan Bali, namun namanya sudah diperbincangkan
di warung-warung juga pasar swalayan.
Strategi yang digunakan
mie sedap hingga dapat menarik minat pasar mie instan di Indonesia dari indomie
sebanyak kurang lebih 25% selama 2 tahun, yaitu :
- Televisi,
dimana mie sedap memperkenalkan dirinya ke semua konsumen melalui media yang
satu ini dengan iklan produk yang berbeda : dengan tema kejujuran lidah. Dari
situlah masyarakat tertarik untuk mencoba mie sedap dengan varian rasa dan
iklan yang bertemakan anak muda. Yang memperlihatkan mie sedap dapat dinikmati
oleh berbagai jenis usia.
- Yang
kedua adalah harga. Melihat sebagian besar masyarakat ekonomi Indonesia adalah
masyarakat ekonomi menengah kebawah,mie sedap menargetkan produknya untuk
kalangan menengah kebawah. Tidak hanya itu,dengan tawaran harga yang terjangkau
ini,produk mie sedap juga dapat dinikmati semua jenis kalangan,baik bawah
hingga ke atas.
- Ketiga,dengan
memberikan bonus. Mie sedap sering memberikan bonus tambahan mie instan untuk
setiap pembelian 10 bungkus mie sedap dan bonus berupa piring,mangkuk,atau yang
lain untuk setiap pembelian 1 kardus mie sedap. Hal ini cukup efektif karena
pelanggan merasa diberi keuntungan dengan membeli banyak mie sedap.
- Keempat,jumlah
mie. Sudah disebutkan dalam faktor perbandingan diatas,dikatakan bahwa jumlah
porsi mie sedap lebih banyak dibandingkan dengan indomie. Dan dengan jumlah
porsi seperti itu mengakibatkan pelanggan menjadi lebih puas menikmati mie
sedap.
Strategi pemasaran yang di terapkan pada mie
sedap sangat inovatif cocok, sesuai, dan berhasil dalam mengenalkan produk
dipasaran, sehingga mendapatkan hasil
yang maksimal. Mie sedap dengan tujuan
agar bisa dinikmati oleh semua orang dan bukan hanya orang kalangan menengah
atas saja. Sekarang mie sedap sudah berhasil menguasai pasar walau tidak
mendominasi namun dapat mengenyahkan indomie di pasar mie instan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar