Rabu, 29 Juni 2016

UTS MANAJEMEN PEMASARAN



JAWABAN UTS MANAJEMEN PEMASARAN
1)   Tantangan terbesar di abad 21 ini yang di hadapi oleh manajemen pemasaran antara lain :
  1. Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan ( caring ) melalui langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.
  1. Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang ditingkatkan. Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini ( termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
  1. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek ( brand minded culture ). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro. Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
  1. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing. Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.

2)   Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan abad 21 ini yaitu :
-        Strategi pertahanan dalam persaingan bisnis
-        Penyerangan terhadap pesaing bisnis
-        Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan fluktuasi segmen pasar
Sumber daya manusia yang berkualitas dan berwawasan keunggulan itu merupakan faktor determinan dalam persaingan antarbangsa pada abad ke-21 nanti bagi mereka yang berminat memulai bisnis dimasa sekarang dan yang akan datang.
3)   Analisis Lingkungan Eksternal ini merupakan analisis terhadap dunia pesaing perusahaan dari arah mana saja. Termasuk di dalamnya mempelajari faktor-faktor eksternal terhadap perusahaan, seperti risiko-risiko pasar perusahaan. Di dalam analisis Swot tentang Lingkungan Eksternal, didalamnya terdapat Peluang dan Ancaman.
-        Yang ingin di pelajari suatu perusahaan ketika dia sedang memonitor, meramalkan, menilai, dan mengamati kondisi lingkungan eksternalnya adalah bahwa jika perusahaan tersebut benar-benar ingin mengetahui kondisi lingkungan eksternalnya, disamping itu juga untuk menentukan langkah apa sajakah yang sepantasnya untuk dilakukan kedepannya sehingga hal-hal yang buruk, yang dapat mempengaruhi kondisi keterburukan dalam perusahaannnya dapat terdeteksi dengan cepat dan perusahaan tersebut dapat mengatasi semua itu dengan akurat dan teliti berdasarkan sumber yang ada.
-        Mengapa perusahaan ingin menafsirkan dan mengumpulkan data dan informasi bagi pesaingnya, karena jelas dengan perusahaan tersebut memahami karakteristik pesaingnya maka dia lebih mengetahui kondisi : (1) kondisi keadaan perusahaan pesaingnya, (2) serta mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaingnya, (3) perusahaan tersebut dapat mengantisipasi ketertinggalan dengan para pesaingnya sehingga bisa terus berinovasi dan bersaing dengan perusahaan lainnya.
4)   Merk yang menjadi sumber keunggulan menurut saya adalah “kubota” (pabrik produk alat pertanian). Kita tahu di saat-saat ini pabrik-pabrik yang bergelut di bidang otomotif sedang terperosot dan banyak karyawan yang dipulangkan karena dipengaruhi oleh segmen pasar dan kondisi keadaan dolar. Tetapi apa yang terjadi dengan “kubota” ? pabrik ini berbalik 3600 dari perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan ini justru semakin maju dan berkembang di era ini karena ia mampu menjawab tantangan dan gigih dalam berinovasi untuk menjawab tantangan di depannya karena itu merupakan “DNA Kubota”, dan sekarang merk “kubota” yang bergelut dibidang alat-alat pertanian telah mampu menjadi pelopor nomor satu di indonesia, itu dibuktikan karena saat ini kubota masih trend sejak 50 tahun yang lalu, dan mampu menjadi yang nomor satu dalam bidang-bidang alat pertanian, itu dibuktikan karena hampir semua proyek pemerintah dalam bidang pertanian, pemesanan mesinnya hampir seluruh masuk di PT Kubota Indonesia.
5)   Indofood yang menerapkan strategi Mastering the Present, Pre-empting the Future, dimana strategi ini : fokus kepada organic growth, memanfaatkan keunggulan kompetitif melalui skala, ruang lingkup, rentang, dan kecepatan. Disamping itu, tetap mengenalkan produk kepada konsumen dengan higher price dan higher margin.
Walaupun sudah menerapkan strategi tersebut, konsumen indomie tetap tidak bisa menarik kembali konsumen yang sudah beralih ke mie sedap. Mie sedap, baru diluncurkan pada Mei 2003 dan itupun baru didistribusikan di Jawa dan Bali, namun namanya sudah diperbincangkan di warung-warung juga pasar swalayan.
Strategi yang digunakan mie sedap hingga dapat menarik minat pasar mie instan di Indonesia dari indomie sebanyak kurang lebih 25% selama 2 tahun, yaitu :
-      Televisi, dimana mie sedap memperkenalkan dirinya ke semua konsumen melalui media yang satu ini dengan iklan produk yang berbeda : dengan tema kejujuran lidah. Dari situlah masyarakat tertarik untuk mencoba mie sedap dengan varian rasa dan iklan yang bertemakan anak muda. Yang memperlihatkan mie sedap dapat dinikmati oleh berbagai jenis usia.
-      Yang kedua adalah harga. Melihat sebagian besar masyarakat ekonomi Indonesia adalah masyarakat ekonomi menengah kebawah,mie sedap menargetkan produknya untuk kalangan menengah kebawah. Tidak hanya itu,dengan tawaran harga yang terjangkau ini,produk mie sedap juga dapat dinikmati semua jenis kalangan,baik bawah hingga ke atas.
-      Ketiga,dengan memberikan bonus. Mie sedap sering memberikan bonus tambahan mie instan untuk setiap pembelian 10 bungkus mie sedap dan bonus berupa piring,mangkuk,atau yang lain untuk setiap pembelian 1 kardus mie sedap. Hal ini cukup efektif karena pelanggan merasa diberi keuntungan dengan membeli banyak mie sedap.
-      Keempat,jumlah mie. Sudah disebutkan dalam faktor perbandingan diatas,dikatakan bahwa jumlah porsi mie sedap lebih banyak dibandingkan dengan indomie. Dan dengan jumlah porsi seperti itu mengakibatkan pelanggan menjadi lebih puas menikmati mie sedap.
Strategi pemasaran yang di terapkan pada mie sedap sangat inovatif cocok, sesuai, dan berhasil dalam mengenalkan produk dipasaran,  sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Mie sedap  dengan tujuan agar bisa dinikmati oleh semua orang dan bukan hanya orang kalangan menengah atas saja. Sekarang mie sedap sudah berhasil menguasai pasar walau tidak mendominasi namun dapat mengenyahkan indomie di pasar mie instan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar